Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) paparkan data inflasi Kota Pontianak di hadapan peserta rapat yang dibuka sekaligus dipimpin Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono secara virtual. Edi menuturkan, rapat TPID hingga ke tingkat nasional, dan biasanya dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. “TPID ini setiap tahun selalu dirapatkan tingkat nasional dan dipimpin langsung oleh Bapak Presiden.”, sebutnya saat membuka rapat di Ruang Pontive Center, Pontianak, pada Senin (25/1/2021) pagi.
 
“Bagi saya, yang paling penting bagaimana inflasi bisa kita kendalikan dan sector riil perekonomian bisa berjalan sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat dari TPID.”, lanjut Edi menjelaskan.
 
Kondisi cuaca seperti air pasang, hujan disertai angin juga berpengaruh terhadap harga beberapa komoditas seperti cabai. Beberapa lahan tanaman terendam dan di beberapa daerah terjadi bencana. "Sehingga harga cabai mengalami kenaikan di pasaran," sebutnya.
 
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mencanangkan program gerakan menanam cabai dan sayuran di pekarangan masing-masing. Pihaknya juga berupaya meningkatkan kualitas distribusi dan memperhitungkan kebutuhan pangan yang diprediksi mempengaruhi angka inflasi. "Mudah-mudahan di Kota Pontianak tingkat inflasi bisa terkendali karena pentingnya pengendalian inflasi untuk kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.
 
Kepala Perwakilan BI Kalbar, Agus Chusain memaparkan, terdapat 5 diantara komoditas penyumbang inflasi di Pontianak tahun 2020. Kelimanya adalah telur ayam ras, minyak goreng, daging ayam ras dan kangkung. Agus melanjutkan, cuaca dan petani yang kurang produktif menjadi salah satu penyebab kenaikan harga telur ayam ras dan cabai rawit. “Yang jadi fokus kita juga yaitu pandemi. Pandemi menyebabkan turunnya produksi beberapa komoditas. Sehingga dianggap solusi yang tepat dengan vaksinasi, membuat mobilitas masyarakat tinggi untuk gerakkan perekonomian.” pungkasnya. (IKP-DKI)