Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak keterlibatan swasta dan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan keberadaan PAUD-PAUD tersebut diharapkan anak-anak dari kalangan yang tidak mampu atau masyarakat berpenghasilan rendah bisa mengenyam pendidikan usia dini. "Kita terus memotivasi masyarakat untuk terus giat menciptakan PAUD-PAUD ini supaya anak-anak bisa merasakan pendidikan PAUD secara merata," ujarnya usai pengukuhan 35 Bunda PAUD kecamatan dan kelurahan se-Kota Pontianak, Selasa (11/8/2020).

Ia berharap kualitas PAUD terus meningkat sehingga tercipta anak-anak yang cerdas, sehat dan kuat serta berbudi pekerti luhur dan akhlakul karimah. Dengan pendidikan karakter yang tertanam pada anak tentu lebih mudah dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. "Oleh sebab itu pengukuhan Bunda PAUD ini salah satu seremoni kita berkomitmen, mulai dari pusat hingga ke daerah," ucapnya.

 

Dengan adanya Bunda PAUD ini diharapkan terjalin koordinasi antara PAUD-PAUD yang ada dengan Pemerintah Kota Pontianak sehingga bisa berjalan baik. Menurutnya, peningkatan kualitas pendidikan PAUD dalam rangka mencetak generasi penerus yang berkualitas, sehat, kuat dan cerdas, tangguh dan siap menghadapi tantangan ke depan. "Peran Bunda PAUD harus memperhatikan dan peduli, baik sarana prasarana PAUD maupun proses pembelajaran," ungkapnya.

 

Jumlah PAUD di Kota Pontianak sekitar 160 PAUD, baik yang dikelola PKK, swasta maupun mandiri. Edi meminta para camat dan lurah menjalankan fungsi dan perannya dalam memonitor kegiatan PAUD di wilayah kerjanya masing-masing. "Inventarisir PAUD yang ada di kecamatan dan kelurahan masing-masing," tuturnya. 

 

Bunda PAUD Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie berharap dengan adanya Bunda PAUD ini bisa menjadi tokoh sentra di masing-masing kecamatan dan kelurahan. "Berkoordinasi dengan pokja Bunda PAUD, IGTKI dan HIMPAUDI untuk terus bersama-sama meningkatkan mutu, kualitas dan sekaligus membina PAUD-PAUD yang ada di Kota Pontianak," imbuhnya.

 

Ditambahkannya, keberadaan PAUD yang berkualitas dalam rangka menciptakan anak yang cerdas, mandiri, berkepribadian dan berakhlak mulia. Yanieta menuturkan, di saat pandemi Covid-19 memang tidak dilakukan pembelajaran tatap muka bagi siswa PAUD. Sebagai gantinya, pihaknya memberikan kegiatan lain dengan cara di luar jaringan (luring). "Pertemuan hanya dilakukan dengan waktu tertentu untuk menyerahkan hasil prakarya anak-anak yang disampaikan oleh orang tua siswa," katanya.

 

Untuk PAUD program luring ini sudah disosialisasikan khususnya kepada PAUD-PAUD binaan PKK. Mereka melaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Meskipun tidak ada tatap muka, pihaknya memberikan permainan atau keterampilan agar mereka bisa melaksanakan di rumah. "Dengan bimbingan orang tua masing-masing," pungkasnya. (jim/prokopim)