Terjadinya antrian gas elpiji yang membludak di Kota Pontianak dalam beberapa hari terakhir ini membuat Pemerintah Kota Pontianak melakukan pertemuan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak, di Aula Abdul Muis Muin, BAPPEDA Kota Pontianak, pada Rabu (22/7/2020).

 

Pada pertemuan yang dipimpin Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, terjadinya antrian gas elpiji tersebut dipicu oleh informasi yang beredar di media sosial yang menyebut adanya kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Padahal, pihak Pertamina sudah memastikan bahwa stok gas elpiji 3 kilogram mencukupi. Bahasan juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak panik karena stok gas elpiji 3 kilogram cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

 

Selain itu juga dibahas kesiapan komoditas pokok menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 H. Bahasan mengatakan dengan pertemuan TPID yang melibatkan stakeholder ini dapat selalu memantau ketersediaan komoditas pokok sehingga inflasi dapat dikendalikan.

 

Disampaikan oleh Sales Area Manager Pertamina Kalbar, Surya Windrawan, stok gas elpiji diKota Pontianak lebih dari aman. Konsumsi gas elpiji pada pandemik Covid-19 sekarang ini tidak sebesar konsumsi sebelum pandemik. Sehingga, masyarakat seharusnya tidak terlalu panik karena ketersediaan mencukupi. Kebutuhan gas elpiji 3 kg di Kota Pontianak tersebar di 12 agen yang melayani masyarakat Kota Pontianak, mencapai 21 ribu lebih tabung per harinya.

 

Pertamina juga melakukan penindakan bahkan sanksi terhadap agen dan pangkalan yang terbukti melanggar ketentuan. Sanksi berupa pemotongan alokasi atau kuota bahkan pencabutan izin pangkalan. Selain itu juga sudah ada kebijakan dengan mewajibkan pangkalan hanya melayani satu orang untuk satu tabung gas elpiji. Dilakukan untuk menghindar pengecer yang membeli lebih dari satu tabung setiap kali pembelian.

 

Pertemuan ini juga dihadiri anggota TPID Kota Pontianak, Pertamina, Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, dan Polresta Kota Pontianak. (IKP-Diskominfo)